Senin, 31 Mei 2010

kelinci hias adalah pelunang bisnis yang sangat potensial


Kelinci dikenal sebagai hewan yang jinak dan lembut. Tak aneh jika binatang bertelinga lancip ini sering menjadi peliharaan. Dan dewasa ini, masyarakat pemelihara kelinci makin banyak. Kondisi ini menguntungkan dan membuka lahan bisnism yaitu membudidayakan kelinci hias.

Bisnis inilah yang sudah digeluti Subanidi, warga RT 11 Godek Wetan Desa Gundig, Krembung, sidoarjo. Kelinci hias yang diternakannya beraneka macam dan kini mencapai 15 jenis. Jenisnya antara lain, Anggora, Netherland, Dwarf Hotot, Nex Dutch, Red Satin, Himalayan, Fuzzy Lop, Holland Lop, Marten dan American Sable serta yang lainnya.

Subanidi menjelaskan kelinci hias yang paling langka adalah Dwarf Himalayan. Kelinci itu harganya mencapai Rp 3 juta. Sedangkan untuk jenis luar lainnya, antara Rp 400 sampai Rp 500 ribu perekor. "Sementara untuk silangan lokal, harga perekor sekitar Rp 150 ribu," ujarnya.

Setiap harinya, lanjut Subanidi, pengembang biakan kelinci hias diberikan konsumsi makanan bergizi yang terbuat dari bekatul dan rumput yang sudah dihaluskan. "Kelinci yang mulanya berjumlah beberapa pasang itu kini jumlah kelinci yang ada di kandang belakang dan samping rumahnya itu sudah mencapai sekitar 100 ekor," terang dia.

Untuk pemasaran atau pesanan, ungkap Subaridi, kebanyakan dari luar pulau seperti Samarinda dan Batam. Omset yang didapatkan dari bisnis ini setiap bulannya menghasilkan sekitar Rp 6 juta. "Kebanyakan yang laris di luar pulau itu kelinci hias jenis luar," tandasnya.